Ada beberapa jenis arbitrage, antara lain arbitrage murni, arbitrage penggabungan, dan arbitrage yang dapat dikonversi. Makro global adalah strategi investasi lain yang terkait dengan arbitrage, tetapi dianggap sebagai pendekatan yang berbeda karena mengacu pada investasi dalam perubahan ekonomi antar negara.
1. Arbitrage Murni
Arbitrase murni mengacu pada strategi investasi di atas, di mana investor secara bersamaan membeli dan menjual sekuritas di pasar yang berbeda untuk mengambil keuntungan dari perbedaan harga. Dengan demikian, istilah “arbitrage” dan “arbitrage murni” sering digunakan secara bergantian.
Banyak investasi dapat dibeli dan dijual di beberapa pasar. Misalnya, perusahaan multinasional besar dapat mendaftarkan sahamnya di beberapa bursa, seperti New York Stock Exchange (NYSE) dan London Stock Exchange. Setiap kali suatu aset diperdagangkan di beberapa pasar, kemungkinan harga untuk sementara akan tidak sinkron. Saat perbedaan harga ini ada, arbitrage murni menjadi mungkin.
Arbitrage murni juga dimungkinkan dalam kasus di mana nilai tukar mata uang asing menyebabkan perbedaan harga, betapapun kecilnya.
Pada akhirnya, arbitrage murni adalah strategi di mana investor mengambil keuntungan dari ketidakefisienan dalam pasar. Karena teknologi telah maju dan perdagangan menjadi semakin digital, semakin sulit untuk memanfaatkan skenario ini, karena kesalahan harga sekarang dapat diidentifikasi dan diselesaikan dengan cepat. Ini berarti potensi arbitrage murni telah menjadi kejadian langka.
2. Penggabungan Arbitrage
Arbitrage merger adalah jenis arbitrage yang terkait dengan penggabungan entitas, seperti dua bisnis publik.
Secara umum, merger terdiri dari dua pihak: perusahaan yang mengakuisisi dan targetnya. Jika perusahaan target adalah entitas publik, maka perusahaan yang mengakuisisi harus membeli saham beredar dari perusahaan tersebut. Dalam kebanyakan kasus, ini adalah premium untuk apa saham tersebut diperdagangkan pada saat pengumuman, yang menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham. Saat kesepakatan menjadi publik, pedagang yang mencari untung dari kesepakatan membeli saham perusahaan target—mendorongnya lebih dekat ke harga kesepakatan yang diumumkan.
Baca juga : APA ITU ARBITRAGE ?
Harga perusahaan target jarang cocok dengan harga kesepakatan, namun sering kali diperdagangkan dengan sedikit diskon. Ini karena risiko bahwa kesepakatan mungkin gagal atau gagal. Kesepakatan dapat gagal karena beberapa alasan, termasuk perubahan kondisi pasar atau penolakan kesepakatan oleh badan pengatur, seperti Komisi Perdagangan Federal (FTC) atau Departemen Kehakiman (DOJ).
Dalam bentuknya yang paling dasar, arbitrase merger melibatkan investor yang membeli saham perusahaan target dengan harga diskon, kemudian mendapat untung setelah kesepakatan tercapai. Namun, ada bentuk lain dari arbitrase merger. Seorang investor yang percaya bahwa kesepakatan mungkin gagal atau gagal, misalnya, mungkin memilih untuk menjual saham perusahaan target.
3. Arbitrage yang Dapat Dikonversi
Arbitrage konversi adalah bentuk arbitrage yang terkait dengan obligasi konversi, juga disebut wesel konversi atau hutang konversi.
Obligasi konversi, pada intinya, sama seperti obligasi lainnya: Ini adalah bentuk hutang perusahaan yang menghasilkan pembayaran bunga kepada pemegang obligasi. Perbedaan utama antara obligasi konversi dan obligasi tradisional adalah, dengan obligasi konversi, pemegang obligasi memiliki opsi untuk mengubahnya menjadi saham perusahaan yang mendasarinya di kemudian hari, seringkali dengan tarif diskon. Perusahaan menerbitkan obligasi konversi karena hal itu memungkinkan mereka untuk menawarkan pembayaran bunga yang lebih rendah.
Investor yang terlibat dalam arbitrage konversi berusaha untuk mengambil keuntungan dari perbedaan antara harga konversi obligasi dan harga saat ini dari saham perusahaan yang mendasarinya. Ini biasanya dicapai dengan mengambil posisi simultan — panjang dan pendek — dalam catatan konversi dan saham yang mendasari perusahaan.
Baca juga : Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Trading Arbitrage
Posisi mana yang diambil investor dan rasio beli dan jual tergantung pada apakah investor percaya bahwa obligasi tersebut memiliki harga yang wajar. Dalam kasus dimana obligasi dianggap murah, mereka biasanya mengambil posisi short pada saham dan posisi long pada obligasi. Di sisi lain, jika investor percaya bahwa obligasi tersebut terlalu mahal, atau kaya, mereka mungkin mengambil posisi long pada saham dan posisi short pada obligasi.
Cukup sekian artikel dari kami, semoga bermanfaat. Apabila teman – teman masih bingung dan ingin bertanya, jangan ragu untuk hubungi Tim Trader Support kami :
Syarat dan ketentuan berlaku.
Jika anda menyukai informasi dari artikel ini dan mau tahu informasi seputar edukasi trading lainnya? Kami siap memberikan edukasi yang sangat informatif. Mau tahu caranya ?
Temukan kami di Channel Sosial Media lainnya
link :
- Website : www.PelatihanProfitInternasional.com
- Telegram : https://t.me/NewsUpdatePPI
- Instagram : @PelatihanProfitInternasional
- Facebook : PT. Pelatihan Profit Internasional
- Youtube : Pelatihan Profit Internasional
Dapatkan informasi seputar edukasi trading gratis lainnya dengan cara klik link di atas.
- Untuk konsultasi online gratis
- Untuk berlangganan Signal Forex, Signal Commodity dan Signal Saham
- Registrasi dan jadwal edukasi rutin
- Whatsapp 0817-7234-5888
- Hunting 021-5964-5999/021-5964-5888
- Jika anda tetap mau menerima update dari kami mengenai promosi, jadwal edukasi dan berita penting lain, klik linkTelegram ini
https://t.me/NewsUpdatePPI Disini kami memberikan INFORMASI SEPUTAR TRADING LENGKAP GRATIS SETIAP HARI LHO!
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.