Beberapa sentimen yang ada memengaruhi pergerakan emas maupun cryptocurrency. Bagaikan saingan, keduanya pun saling menunjukkan kilaunya. Namun, ancaman adanya inflasi bisa menyebabkan pasar saham dan obligasi Amerika Serikat (AS) bergerak volatil. Lantas, bagaimanakah kondisi emas dan cryptocurrency? Emas belum lama ini kehilangan kilaunya akibat cryptocurrency yang harganya naik gila-gilaan. Jadi, emas mencatatkan penurunan harga hingga 9% tahun ini. Tapi cryptocurrency naik hingga 70% awal 2021 ini bahkan sempat menyentuh US$ 50.000 per keping. Harga emas yang sempat rally pada akhir tahun lalu memang terjadi karena pasar ketakutan dengan dilakukannya lockdown di banyak negara. Lockdown disebut-sebut melumpuhkan ekonomi global.
Kemunculan cryptocurrency apalagi disupport oleh banyak perusahaan besar seperti Tesla dan MicroStrategy membuat mata uang yang diciptakan Satoshi Nakamoto tersebut melonjak. Kepala Analis Pasar AvaTrade Naeem Aslam mengungkapkan ada potensi harga emas bisa kembali naik. Hal ini karena adanya rencana pengesahan paket stimulus di DPR Amerika. Direktur Strategi Pasar Alger Brad Neuman mengungkapkan reboundnya harga emas ini tidak bisa sejalan dengan jatuhnya harga cryptocurrency. Neuman menyebutkan meskipun inflasi sering kali dibarengi dengan kenaikan suku bunga. Yang menjadi masalah adalah bunga bisa naik secara tiba-tiba dan membuat rugi atau untung.
Bullion Bank Menguntungkan Beberapa Pihak
Disebutkkan bahwa pembentukan bullion bank akan menguntungkan sejumlah pihak. Bagi pemerintah, bullion bank bisa menghemat devisa dan bagi industri keberadaannya bisa menjadi sumber pembiayaan proyek. Sementara itu, bagi bank sendiri kehadiran bullion bank bisa menjadi diversifikasi produk dan bagi masyarakat bullion bisa mendapatkan imbal hasil (return) dari simpanannya. Indonesia sendiri merupakan salah satu pemain besar emas di kancah global. Tercatat, kinerja ekspor emas dan granula meningkat hingga US$5.280 juta sepanjang 2020 lalu. Selain itu, Indonesia memiliki lokasi tambang emas terbesar kedua di dunia, yakni tambang Grasberg di Papua dengan cadangan emas mencapai 30,2 juta ounce. Hal tersebut membuat Indonesia menjadi produsen emas terbesar ketujuh di dunia dengan produksi sebesar 130 juta ton atau 4,59 juta ounce di 2020.
Apabila ada pertanyaan, jangan ragu untuk hubungi Staff Trader Support PT. Pelatihan Profit Internasional di bawah ini :
Syarat dan ketentuan berlaku.
Jika anda menyukai informasi dari artikel ini dan mau tahu informasi seputar edukasi trading lainnya? Kami siap memberikan edukasi yang sangat informatif. Mau tahu caranya ?
Temukan kami di Channel Sosial Media lainnya
link :
- Website : www.PelatihanProfitInternasional.com
- Telegram : https://t.me/NewsUpdatePPI
- Instagram : @PelatihanProfitInternasional
- Facebook : PT. Pelatihan Profit Internasional
- Youtube : Pelatihan Profit Internasional
Dapatkan informasi seputar edukasi trading gratis lainnya dengan cara klik link di atas.
- Untuk konsultasi online gratis
- Untuk berlangganan Signal Forex, Signal Commodity dan Signal Saham
- Registrasi dan jadwal edukasi rutin
- Whatsapp 0817-7234-5888
- Hunting 021-5964-5999/021-5964-5888
Jika anda tetap mau menerima update dari kami mengenai promosi, jadwal edukasi dan berita penting lain, klik linkTelegram ini
https://t.me/NewsUpdatePPI Disini kami memberikan INFORMASI SEPUTAR TRADING LENGKAP GRATIS SETIAP HARI LHO!!
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.