Daftar Negara Yang Mengalami Resesi Di Masa Pandemi Covid-19

by

in
Share this:

Banyak sektor merasakan dampak negatif pandemi covid-19 ini, tak terkecuali perekonomian suatu negara. Bahkan, di dunia sudah ada sejumlah negara yang mengalami resesi, termasuk Amerika Serikat.

Amerika menjadi negara terkini yang mengumumkan negaranya memasuki masa resesi. Penyebabnya tak lain adalah pertumbuhan ekonomi kuartal II mereka yang tertekan. Sebelum Amerika, sudah ada beberapa negara lainnya yang lebih dulu masuk ke jurang resesi. Hingga saat ini, ada yang masih berupaya bangkit, ada yang diprediksi mengalami kesulitan untuk memulihkan ekonominya.

Lalu Mana Saja Negara yang Mengalami Resesi di Masa Pandemi Ini?

1. Amerika Serikat

Tingkat kontraksi perekonomian Amerika terbaru tercatat minus 32,9% pada periode April-Juni 2020. Catatan itu jauh lebih buruk dari kuartal I (Januari-Maret) yang tercatat minus 5%. Departement Perdagangan Amerika baru saja mengeluarkan rilis yang menyebutkan kontraksi tajam negara mereka terjadi dalam konsumsi, ekspor, hingga inevstasi dan pengeluaran pemerintah. Tercatat pula, spending yang merosot tajam adalah health care atau kesehatan dan barang-barang seperti pakaian dan alas kaki. Sementara, penurunan investasi terparah diakibatkan oleh lesunya sektor otomotif.

2. Jerman

Pemerintah Jerman sudah mengumumkan ekonomi mereka mengalami resesi. Momen kontraksi ekonomi mereka itu tercatat pada kuartal-II tahun 2020. Pada periode April-Juni, secara basis kuartalan (QtQ) ekonomi Jerman berada pada posisi minus -10,1%. Sebelumnya, pada kuartal-I di tahun yang sama, ekonomi mereka pun minus 2,2%.

Ekonomi Jerman di basis tahunan (YoY) juga tercatat minus 11,7%. Sebelumnya pun tak jauh beda, ekonomi Jerman sudah minus 2,3%, pada kuartal I tahun 2020.

3. Hong Kong

Pada bulan Juli lalu, Hong Kong sudah genap satu tahun mengalami resesi ekonomi. Mereka mencoba untuk bangkit kembali dari keterpurukan. Ekonomi negara ini mengalami kontraksi atau minus 9% pada kuartal-II tahun 2020 secara tahun ke tahun (YoY). Ini merupakan kontraksi dalam empat kuartal berturut-turut. Artinya, gairah ekonomi negara ini sudah susut sejak pertengahan 2019 lalu gara-gara banyaknya protes besar-besaran oleh massa anti Beijing.

Meski demikian, ada tanda-tanda ekonomi Hong Kong mengalami perbaikan. Sebab, pada kuartal-I tahun 2020, kontraksi negara ini berada pada posisi minus 9,1% (YoY). Sementara, di basis kuartalan (QtQ), tercatat minus 0,1% pada kuartal II-2020 ini.

4. Singapura

Singapura juga sudah diumumkan oleh Kementerian Perdagangan dan Industri (MTI) memasuki masa resesi. Perekonomiannya negara tetangga Indonesia ini tertekan cukup dalam. Ekonomi Singapura secara kuartalan pada kuartal II 2020 berkontraksi dengan angka minus 41,2%. Sementara secara tahunan, PDB-nya merosot menjadi 12,6%.

Ini menjadi sejarah resesi terburuk bagi Singapura sejak 1965. Bahkan, negara ini diprediksi masih rentan mengalami konraksi lagi dalam setahun ke depan.

5. Korea Selatan

Bank of Korea baru saja mengumumkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) mereka secara kuartalan (QtQ) tercatat minus 3,3% pada kuartal II tahun 2020. Sementara, pada basis yang sama di kuartal I sebelumnya, ekonomi Korea Selatan pada angka minus 1,3%. Angka tersebut merupakan kontraksi paling tajam sejak kuartal-I tahun 1998. Sementara, secara tahunan (YoY), PDB Korea Selatan berada di posisi minus 2,9% dari periode yang sama tahun lalu. Penurunan itu menjadi catatan paling besar sejak kuartal-IV tahun 1998.

Jika semua negara yang menjadi mitra dagang Indonesia mengalami resesi, neraca dagang Indonesia akan makin memburuk kedepannya. Jika pertumbuhan ekonomi negara-negara tersebut negatif, jumlah perdagangan yang akan terjadi dengan Indonesia akan mengalami penurunan. Bahkan, jika resesi terjadi, permintaan akan barang-barang yang berasal dari Indonesia juga akan menurun drastis.

Akan tetapi, efek tersebut tidak akan langsung di terima oleh Indonesia. Sebagai contoh, resesi ekonomi yang terjadi di Singapura akan terasa pada 6 bulan yang akan datang. Menurutnya, jika hanya satu atau dua negara saja yang mengalami resesi dinilai dampak yang diterima Indonesia tidak terlalu besar.

Di sisi lain, jika yang mengalami resesi adalah negara yang berasal dari Uni Eropa (UE), dampak yang diberikan akan berbeda. Jika resesi terjadi di Uni Eropa, dampak yang diterima oleh Indonesia adalah kemampuan ekspor.

Apabila ada pertanyaan, jangan ragu untuk hubungi Staff PT. Pelatihan Profit Internasional di bawah ini :

Syarat dan ketentuan berlaku.

Jika anda menyukai informasi dari artikel ini dan mau tahu informasi seputar edukasi trading lainnya? Kami siap  memberikan edukasi yang sangat informatif. Mau tahu caranya ?

Temukan kami di Channel Sosial Media lainnya

link :

  1. Website : www.PelatihanProfitInternasional.com
  2. Telegram : https://t.me/NewsUpdatePPI
  3. Instagram : @PelatihanProfitInternasional  
  4. Facebook : PT. Pelatihan Profit Internasional
  5. Youtube : Pelatihan Profit Internasional

Dapatkan informasi seputar edukasi trading gratis lainnya dengan cara klik link di atas.

  • Untuk konsultasi online gratis
  • Untuk berlangganan Signal Forex, Signal Commodity dan Signal Saham
  • Registrasi dan jadwal edukasi rutin
  • Whatsapp 0817-7234-5888
  • Hunting 021-5964-5999/021-5964-5888

Jika anda tetap mau menerima update dari kami mengenai promosi, jadwal edukasi dan berita penting lain, klik linkTelegram ini  
https://t.me/NewsUpdatePPI Disini kami memberikan INFORMASI SEPUTAR TRADING LENGKAP GRATIS SETIAP HARI LHO!!

Loading

Share this:
Translate »